Pengikut

Minggu, 13 Mei 2018

ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Psikologi diakui sebagai ilmu mandiri pada akhir abad ke-19. Selama dua abad sebelumnya, berbagai model dikembangkan mengenai apa yang semestinya menjadi subjek studi psikologi dan bagaimana studi tersebut dilakukan. Secara spesifik , selama abad ke-17 dan ke-18, berbagai model psikologi saling bersaing untuk mendominasi yang lain.
Para psikolog bekerja di banyak situasi terapan yang berbeda-beda, dan memiliki berbagai macam peran, bahkan dalam lingkungan akademiapsikologi kontemporer cukup sulit diidentifikasi. Penelitian dan pengajaran psikologi dilakukan di departemen psikologi, ilmu kognitif, manajemen organisasi, dan hubungan social. Psikologi tampaknya berkembang menuju diversifikasi yang lebih besar daripada menuju suatu kesatuan kohesif.
Psikologi sebagai ilmu akan selalu berkembang, seiring dengan berkembangnya mazhab-mazhab dan teori-teori baru bermunculan. Teori-teori yang muncul biasanya merupakan kritik dari teori-teori sebelumnya.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Aliran Strukturalisme
          Aliran ini muncul karena kerja keras Wilhelm Wundt, psikolog jerman yang pertama mendirikan Laboratorium psikolog, karena laboratorium telah didirikan pertama dijerman, maka jerman dikenal dengan “ Ibu psikolog “.
          Menurutnya untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang digunakan adalah Metode Intropeksi / mawas diri. Metode introspeksi ialah orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat diidentifikasi memakai introspeksi, obyeknya adalah “ kesadaran”.
          Tokoh strukturalisme lain adalah Edward Bradford Titcherner(1867-1927). Titcherener merupakan orang Inggris yang pertama yang mewakili pandangan-pandangan psikologi Jerman (Wundt) sebagai murid Wundt, ia menerjemahkan beberapa buku Wundt dalam bahasa inggris. Setelah belajar di Leipzig, Titchener ingin kembali ke Oxford, namun ditolak, karena psikologi di Inggris tidak sejalan dengan Wundt. Oleh karena itu,ia pergi ke Cornell University di Amerika Serikat (1893), dan sebagai guru besar, ia mengembangkan strukturalisme di Amerika Serikat dari universitas tersebut.

2.2    Aliran Fungsionalisme
Tokoh-tokoh aliran ini diantaranya yang terkenal ialah Willian James, John Dewey, James Rowland, Angell haHarvey A, Carr, James Mc Kenn cattell, E.L Thorndike dan R.S.Woodworth.
Pendekatan fungsionalisme berlawanan dengan pendahulunya, yaitu strukturalisme. Aliran ini pada intinya merupakan doktrim bahwa “proses adalah keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, emosi, memersepsi dan mengindra, dengan kata lain aktifitas-aktifitas di sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting, aktifitas ini memudahkan control organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan adalah penarikan diri, pengenalan, pengarahan dan lain-lain.
Menurut pandangan James, bahwa” suatu kebenaran tidak ada yang mutlak dan berlaku umum. Sedangkan menurut John Dewey, bahwa “ tak ada sesuatu yang tetap. Manusia senantiasa bergerak dan berubah. Jika mengalami kesulitan, segera berfikir untuk mengatasi kesulitan itu, oleh karena itu berfikir tidak lain sebagai alat ( instrumen ) untuk bertindak

2.3    Aliran Behaviourisme
Peletak dasar aliran ini adalah Ivan Pavlov  (1849-1936) dan William Mc Dougall (1871-1938). Pavlov adalah seorang sarjana ilmu faal yang sangat fanatik dan sangat anti terhadap psokologi yang dianggap kurang ilmiah. Ia terkenal dengan experiment mengenai reflek terkondisi yang dilakukan terhadap anjing yang mengeluarkan air liurnya; menurutnya “ segala aktifitas kejiwaan pada hakikatnya merupakan rangkaian reflek “. Ia mulai melakukan terhadap experiment tersebut, pada akhir abad 19 kemudian mencapai puncaknya pada tahun 1940-1950 an.
Selain Pavlov pembangunan aliran ini adalah Me Dougall, ia berpendapat mengenai teori “insting”. Menurutnya insting adalah kecerendungan bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawa sejak lahir  dan tidak dipelajari sebelumnya.
Aliran Behaviorisme memandang manusia sebagai mesin atau robot ( homo mecanicus ) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman ( conditioning ). Sikap yang ingin dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang.
Melalui begaviourisme, ditemukan oleh sejumlah penelitian beberapa asa sebagai berikut:
a.       Classical conditioning : suatu rangsangan akan menimbulkan pola raksi tertentu apabila rangsangan tersebut sering diberikan bersamaan dan menimbulkan seatu reaksi tersebut.
b.      Law of effect : prilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang-ulang sebaliknya.
c.       Operant conditioning : pola perilaku akan manjadi mantap apabila telah menuai hal-hal yang diinginkan.
d.      Modeling : adanya kecenderungan “mengidolakan” maka akan mengikuti dan menirunya.
             Obyek psikologi dalam aliran ini adalah “ prilaku yang fenomenologis bukan prilaku yang metafisik”. Dan beberapa tokoh lain dalam aliran ini adalah john Watson, clark L.Hull, BF. Skinner dan Albert bandura.

2.4    Aliran Psikoanalisis
Aliran Psikoanalisis sangat kontras dengan aliran behaviourisme. Aliran Psikoanalisis merupakan aliran yang mencari penyebab munculnya perilaku manusia pada alam tidak sadar. Tokoh aliran ini adalah “ Sigmund Freud ” dari Australia pada akhir abad ke-19 , aliran ini berpendapat bahwa “ manusia adalah mahluk yang berkeinginan ( homo volens ) “.
Freud banyak memberikan kontribusi dalam hal mengembangkan konsep motivasi dari alam ketidaksadaran dan mengarahkan fokus penelitian pada pengaruh pengalaman masa kecil terhadap perkembangan kepribadian selanjutnya sampai dewasa. Di samping itu, Freud juga merangsasang studi yang intensif tentang emosi, yaitu cinta, takut, cemas, dan seks.
Dalam teori Freud dinyatakan bahwa satu – satunya hal yang mendorong kehidupan manusia adalah dorongan id (libido seksualita), mendapat tantangan keras. Dalam libido seksualita, seseorang berusaha mempertahankan eksistensinya karena bermaksud memenuhi hasrat seksualnya.  Dalam pandanga psikologi humanistik, teori Freud hanya menjelaskan adanya kebutuhan yang paling mendasar dari manusia, yaitu kebutuhan fisioligis dan tak mampu memberikan untuk empat kebutuhan manusia yang lain.
Di alam tak sadar inilah tinggal tiga struktur mental yang diibaratkan gunung es dari kepribadian kita yaitu:
1.      Id atau Es ( energi psikis )
2.      Kh atau ego
3.      Uber lcr atau super ego

2.5    Aliran Humanistik
Dari segi bahasa humanisme artinya kemanusiaan, sedangkan menurut Istilah berarti suatu paham mengenai kemanusiaan yang hakiki. Jelasnya, humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya.
Bagi humanisme memandang bahwa, aliran behavourisme dan psikoanalisis, telah merendahkan jati diri manusia yang dianggap robot yang mudah dikondisikan prilakunya.
Aliran humanisme memandang bahwa “ manusia adalah mahluk yang mulia, yang semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spesiesnya. Aliran ini terdapat asas-asas penting mengenai manusia sebagai berikut:
a.       Manusia adalah mahluk yang memiliki kehendak bebas.
b.      Manusia adalah mahluk yang sadar atau berfikir.
c.       Manusia adalah mahluk yang mempunyai cita-cita dan merindukan sesuatu ideal.
d.      Manusia adalah mahluk yang kreatif.
e.       Manusia adalah mahluk yang bermoral.
f.       Manusia adalah mahluk yang sadar akan dirinya sendiri.
g.      Manusia adalah mahluk yang memiliki esensi kesucian.

Salah satu tokoh aliran ini adalah Abraham Maslow yang mengkritik freud dengan mengatakan bahwa freud hanya meneliti mengapa setengah jiwa itu sakit, bukannya meneliti mengapa seetengah jiwa yang lainnya tetap sehat.
Sedangkan menurut Viktor Frankl dalam logotherany ( teknik psikoterapi ) mengatakan bahwa “ makna hidup yang bermakna, semua kehidupan yang dialami manusia memiliki hikmah dan makna tersendiri, oleh sebab itu peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan bukanlah substansi eksistensi, sebab yang menjadi hakekat peristiwa adalah makna dan hikmahnya.
Humanisme telah mengembangkan logoterapi yang mencitrakan kecerdasan manusiawi dalam tingkat yang tinggi, semangat memaknai kehidupan melalui keyakinan tentang adanya kesadaran tertinggi tentang makna hidup.
Abraham Maslaw juga dikenal sebagai “ Bapak spiritual” psikologi humanistik, bagi maslaw manusia dengan potensinya akan mampu mengembangkan bakat dan kemampuannya, pengembangan potensi dan aktualisasi diri dilakukan dengan cara mengalami kehidupan secara sistimatis, mulai yang terendah hingga yang tertinggi “. Adalah Carl Rogers tentang teori humanisme mengenai potensi diri manusia, ia mengemukakan ciri-ciri orang yang sehat sebagai berikut:
1.      Pandai menikmati hidup.
2.      Terbuka terhadap semua pengalaman.
3.      Memilih hidup sesuai dengan panggilan hati nurani.
4.      Apresiasif, bebas berfikir, tidak mau terikat, kreatif dan fleksibel.

Adapun tokoh-tokoh psikologi humaisme selain Maslaw dan Rogeradalah:
1.      William James.
2.      G. Stanly Hall.
3.      John Cohen.
4.      Albert wellek.
5.      F. T. Severin.

2.6    Aliran Psikologi Gestalt
Kata Gestalt berasal dari bahasa Jerman, yang dalam bahasa inggris berarti form, shape,cnfiguration, whole; dalam bahasa indonesia berarti “bentuk” atau “konfigurasi”, “hal”, “peristiwa”, “pola”, “totalitas”, atau “bentuk keseluruhan”. Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala). Phenomena adalah data yang paling dasar dalam Psikologi Gestalt. Dalam hal ini Psikologi Gestalt sependapat dengan filsafat phenomonologi yang mengatakan bahwa suatu pengalaman harus dilihat secara netral. Dalam suatu phenomena terdapat dua unsur yaitu obyek dan arti. Obyek merupakan sesuatu yang dapat dideskripsikan, setelah tertangkap oleh indera, obyek tersebut menjadi suatu informasi dan sekaligus kita telah memberikan arti pada obyek itu.
Tokoh yang di anggap sebagai pendiri aliran Gesalt ini adalah Max Wertheimer (1880 - 1943). Kemudian dikembangkan oleh Kurt Koffka. dan Wolfgang kohler ini mengkritik teori – teori psikologi yang berlaku di Jerman sebelumnya, terutama teori strukturalisme dari Wilhelm Wund, teori Wundt yang khususnya mempelajari proses penginderaan dianggap terlalu elemenistik. Padahal, persepsi manusia terjadi secara menyeluruh, sekaligus dan terorganisasikan, tidak secara parsial atau sepotong – sepotong. Karena itulah menurut Weirtheimer ketika sebuah melodi terdengar (dipersepsi), sebuah kesatuan dinamis atau keutuhan muncul dalam persepsi. Akan tetapi nada tersebut dalam dirinya menyebar dan saling bergantian dalam urutan waktu tertentu. Urutan waktu itu di ubah maka gesalt nya turut berubah.

2.7    Aliran Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif adalah kajian tentang bagaimana otak/ pikiran kita
bekerja,bagaimana kita berpikir, bagaimana kita mengingat dan akhirnya bagaimana kita belajar. kognitif Berasal dari kata kognisi yang berarti kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang di lakukan adalah mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cara mengingat, menghapal, memahami, menganalisis, menalar, membayangkan dan berbahasa, Dan bisa diartikan sebagai intelgensi.
Cakupan dari kognisi sangatlah banyak, diantaranya adalah psikologi, filsafat, komunikaasi dan neurosains. Dalam sejarahnya, kognisi berasal dari bahasa latin cognoscere yang artinya mengetahui, dapat diartikan sebagai cara atau pemahaman untuk mendapatkan pengetahuan.
Pada dasarnya, kognisi dipakai oleh filsafat untuk mengetahui gejala alam dan manusia, seiring dengan perkembangan zaman, kognisi memperluas daerah cakupannya menuju psikologi. Dan oleh kalangan umum sekarang dikenal sebagai psikologi kognitif.
Jean Piaget (1896-1980) adalah tokoh penting dalam psikologi perkembangan (kognitif). Dalam teori perkembangan kognitif, Piaget mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berpikir formal. Teori ini tidak hanya diterima secara luas dalam bidang psikologi tetapi juga sangat besar pengaruhnya di bidang pendidikan.
Piaget mempunyai teori disebut sebagai konsep keecerdasan. Teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotifasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Dalam hal ini Piaget membagi skema menjadi empat priode:
1.      Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2.      Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3.      Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4.      Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

2.8    Aliran Psikologi Transpersional
Transpersonal berasal dari kata trans dan personal. Trans yang berarti melewati dan personal yang berarti pribadi atau psikis. Psikologi transpersonal memfokuskan diri pada bentuk-bentuk kesadaran manusia.
Dua unsur penting aliran transpersonal adalah potensi luhur seperti kerohanian, pengalaman mistik dan lain sebagainya. Unsur penting yang kedua adalah corak kesadaran yaitu memasuki alam kebatinan, pengalih dimensi meditasi.
Psikologi transpersonal dikembangkan pertama kali oleh para ahli yang sebelumnya mengkaji secara mendalam bidang humanistik seperti Abraham Maslow, C.G. Jung, Victor Frankl, Antony Sutich, Charles Tart dan lainnya. Dengan melihat dari para tokoh awalnya maka dapat diketahui bahwa psikologi transpersonal merupakan turunan langsung dari psikologi humanistik. Yang membedakan antara psikologi humanistik dan psikologi transpersonal adalah di dalam psikologi transpersonal lebih menggali kemampuan manusia dalam dunia spiritual, pengalaman puncak, dan mistisme yang dialami manusia.






BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa, psikologi sebagai suatu disiplin ilmu dari tahun ketahun semakin menampakkan kapasitasnya, terutama konstribusinya dalam menyikapi kejiwaan seseorang. Psikologi juga merupakan gagasan-gagasan mengenai sesuatu yang menyangkut tentang tingkah laku manusia dan lingkungan sekitarnya melalui pengalaman-pengalaman yang dialami.
Wilhelm Wundt, orang pertama yang memproklamirkan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu sekaligus orang pertama kali mencetuskan Ilmu  Psikologi dan laboratorium lepzig jerman. Wundt mendeklarasikan sebuah disiplin formal yakni psikologi yang didasarkan pada formulasi-formulasi ilmiah sehingga psikologi diakui sebagai ilmu pengetahuan.
Aliran-aliran psikologi dalam menyikapi kejiwaan seseorang cenderung berbeda. aliran psikoanlisis menyatakan dalam jiwa seseorang terdapat Id, Ego, dan Superego, dan lebih memfokuskan pada ketidak sadaran seseorang Lain lagi dengan aliran Gestalt yang menyatakan bahwa, persepsi manusia terjadi secara menyeluruh bukan spotong-sepotong atau parsial. Sedangkan behaviorisme menyatakan bahwa psikologi hanya memusatkan perhatian pada apa yang dilakuakn oleh orang lain. Dan untuk aliran humanistik menyatakan bahwa untuk memahami perilaku seseorang terletak pada sipelaku bukan sipengamat Saran-saran.










DAFTAR PUSTAKA

Fudyartanta,KI.2012.Psikologi Kepribadian.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Dirgagunarsa, Singgih.1975.Pengantar Psikologi.Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Mashudi, Farid.2012.Psikologi Konseling.Yogyakarta : IRCiSoD
Mujib, Abdul  dan Muzakir, Yusuf.2002.Nuansa – Nuansa Psikologi Islam.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Nashor, Fuad.2002. Agenda  Psikologi Islami. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sobur,Alex.2007.Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah.Bandung : CV Pustaka Setia
Walgito, Bimo.2012. Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta : CV Andi Offset
http://rimmu.wordpress.com/2010/02/08/Aliran­­_Aliran_pendidikan.
http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/11/mazhab-aliran-dalam-psikologi-psikoanalisa-behaviorism-humanistik-gestalt-psikologi-positif-psikologi-transpersonal-psikologi-lintas-budaya/didownload pada tanggal17/11/2012  jam 8:32:42 wib.


1 komentar: